Translate

September 08, 2008

Terserah....!

Sebaik-baik kawan adalah yang tak hanya mengajakmu tertawa, tapi juga menangis.
kalimat inilah yang sering kita dengar ttg perkawanan.
Tertawalah karena ternyata kita masih di dunia.
Dan menangislah, karena ternyata kita mesti pertanggungjawabkan kelak
objek tertawaan di "dunia lain" (trans tv mode on)

Kalau kau anggap gagasan itu subyektif karena itu pandangan saya, ya silahkan.
Tapi tak ada salahnya ditransfer, kan?

Saya tak katakan saya baik. Tapi saya mengajakmu baik-baik.
Mau ikut atau tidak, itu memang urusanmu.
Saya hanya kawan pejalan kewajiban.

Jadi, sama halnya ketika ada orang yang mengaku mencintaimu merajuk ”bercinta” dengan iming-iming cinta.
Pastikan itu omong kosong.
Jangan pernah tenggelam di air dangkal.
Kalaupun dia jujur, berarti dia bodoh.
Dan kalau kamu menurut, kamu tak lebih pintar dari dia.
Bagaimana mungkin dia mencintaimu sementara dia tega menjerumuskanmu?

Tapi lagi-lagi terserah... (dampak reformasi 98)
Semua ini hanya jika kau benar yakin, bahwa memang ada kehidupan setelah mati.

No comments: