Translate

August 13, 2009

Indonesiaku, Hari Ini ?

INILAH INDONESIAKU
INDONESIA YANG TERPAKSA “BERDEMOKRASI”
SEPAKAT DALAM KETIDAK SEPAKATAN
UCAPAN SELAMAT BUKAN TERHADAP YANG TERPILIH
TETAPI TERHADAP YANG MEMILIKI KEJUJURAN
DALAM MEMILIH

YANG TIDAK MENGELU-ELU MINTA BELAS KASIHAN
YANG KALAH KARENA DINILAI TIDAK GAGAH DAN RUPAWAN

MASYA ALLAH DEMIKIAN PARAH NYA
INDONESIA KU

TERONGGOK DALAM BUIH-BUIH
TEROMBANG AMBING DI TANGAN BANGSA LAIN

August 04, 2009

Sulit Menerima Kebenaran

Saya ingat pertanyaan seorang guru agama saya diwaktu sekolah dulu,

“Kalau Al-Qur’an mengatakan A sedangkan seluruh orang di dunia ini mengatakan B, manakah yang akan kita ikuti ???”

Kemudian kami serempak menjawab, AAAAAAAAAAAAA…………………………….”

He...he…he… itu teorinya.

Di dalam prakteknya, ternyata sungguh-sungguh sulit menerima apa yang dikatakan Al-Qur’an, dan meniadakan pendapat mayoritas manusia (umat).

Anda ndak percaya ???

Baik kita uji,

Mayoritas pendapat ulama yang ada di Indonesia (dunia mungkin), bahwa nama pohon yang buahnya dimakan Nabi Adam AS.

Adalah pohon khuldi,

Disebut di pengajian-pengajian,

Dan dimana saja, bahwa buah yang dimakan Nabi Adam AS.

Adalah buah dari pohon khuldi.

Dan kalau di Tanya, dasar mereka apa ?

Mereka akan menjawab, “Al-Qur’an.

Maka perhatikanlah keterangan didalam Al-Qur’an S.Thaha :120,

Bacalah sekali lagi n telitilah dengan jeli.

Bacalah n periksa dengan seksama.

Bacalah n amati dengan hati-hati.

Siapakah yang mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon KHULDI ???

Apakah Allah yang menyampaikan nama pohon itu KHULDI ?? S.Al-Baqarah: 35

Ataukah Iblis yang mengatakan bahwa nama pohon itu KHULDI ??

Padahal jelas perintah Allah,”Jangan ikuti Iblis sebab Iblis itu adalah musuh(mu) yang nyata” (S. Al-Baqarah: 168)

Lau mengapakah kita mengikuti iblis dengan memakai istilah yang sama dengan iblis, pohon khuldi ??

Allah hanya mengatakan pada Nabi Adam AS., “jangan dekati pohon ini”.

Dan bukannya menyebutkan nama pohon itu adalah khuldi.

Lalu, sekarang manakah yang anda ikuti ?

Ikut orang banyak ??

Ataukah ikut Al-Qur’an dan perintah Allah untuk tidak mengikuti iblis ??

Itulah jawaban anda … he…he…he…

Tapi beranikah kita berbeda dengan orang kebanyakan,

Apalagi berbeda dengan Ulama?

Apalagi berbeda dengan buku-buku agama yang ada ?

Dan ternyata memang sulit, seandainya Al-Qur’an mengatakan A, sedangkan mayoritas orang mengatakan B,

Ternyata kita sulit untuk melepaskan diri dari pendapat mayoritas ini.

Benarlah Sabda Nabi SAW.”Para penghuni surga adalah orang-orang yang sedikit”.

Saya masih punya banyak contoh yang mayoritas orang berpendapat,tetapi berbeda dengan apa yang disampaikan Al-Qur’an. Cukuplah satu contoh diatas.

Maka perhatikanlah kisah iblis ketika diperintahkan Allah

untuk sujud kepada Adam AS.

Dapatkah ia menerima kebenaran ??

Sama saja sebenarnya,

Ketika didalam proses menerima satu ajaran Thariqul Isyraq (jalan pencerahan), Ataukah ketika kita menerima ajaran untuk memasuki suatu Thariqul Isyraq (jalan pencerahan),

Maka yang pertama kali kita pasang adalah sikap curiga, su’udzan dan yang berakhir pada sulitnya kita menerima ajakan tersebut, dengan berbagai macam dalih.

Perhatikan dalih-dalih yang seringkali digunakan iblis (melalui akal pikir dan perasaan kita) untuk menhentikan langkah kita di saat kita akan mendekatkan diri pada Allah melalui Thariqul Isyraq (jalan pencerahan),

1. Umur saya belum mencukupi, nanti saja kalau sudah umur 40 tahun, saya akan belajar Thariqul Isyraq (jalan pencerahan).

2. Saya menguasai syariat, lebih baik saya menguasai syariat dulu, baru mendalami melalui Thariqul Isyraq (jalan pencerahan).

3. Jangan masuk Thariqul Isyraq (jalan pencerahan), nanti bisa gila atau sableng.

4. Jangan masuk Thariqul Isyraq (jalan pencerahan), Thariqul Isyraq itu berat pelaksanaannya, belum tentu kita mampu.

5. Thariqul Isyraq mengada-ada ajarannya, bi’dah, sesat dan menyesatkan, dll.

6. Ajaran Thariqul Isyraq / tasawuf itu bukan berasal dari Islam, melainkan dari filsafat yunani, hindu, dan serapan dari ajaran budha, maka lebih baik kita kerkan saja yang sesuai Islam yang murni, yaitu yang begini-begini saja. Cukup shalat 5 waktu tiap hari, kalu ramadhan puasa, culup itu saja.

7. jangan masuk Thariqul Isyraq, di Thariqul Isyraq yang ada adalah kultus individu. Masakan kopi yang diminum sang mursyid itu dibuat rebutan, bukankah itu syirik ?? Masa berdo’a memakai wasilah, bukankah itu syirik ?? Bukankah kita dapat berkomunikasi langsung dengan Allah tanpa melalui wasilah ??

cukuplah 7 hal itu yang saya sampaikan sebagai alasan yang sering dipakai oleh iblis agar kita TIDAK MEMULAI untuk belajar mendalami Islam melalui Tasawuf / Thariqul Isyraq.

Mengapakah hal itu dilakukan oleh iblis ??

Perhatikan sabda Nabi SAW.,

“Iblis akan kesakitan, akan kurus kering, jika ada orang dzikir LAA ILAAHA ILLALLAH dan membaca ASTAFIRULLAH”.

Nah, karena didalam ajaran Thariqul Isyraq itu yang diajarkan adalah dzikir LAA ILAAHA ILLALLAH dan diajarkan untuk bertaubat dengan ASTAFIRULLAH,

Maka tentu saja BENCANA BESAR bagi iblis jika kita masuk kedalam Thariqul Isyraq .

Demikian pula yang saya alami ketika diawal-awal proses saya akan memasuki sebuah Thariqul Isyraq.

Begitu sulitnya bagi saya untuk menerima sebuah kebenaran.

Maka saya jadi teringat proses Imam Al-Ghazali, tiga hari tiga malam beliau tidak bisa tidur demi sulitnya menerima kebenaran. (Al-Munqidz),

Saya juga teringat prosesnya Waliyullah Abdul Qadir Jaelani, yang juga butuh waktu untuk dapat menerima suatu kebenaran.

Wahai ingatlah,

Jatuhnya iblis yang sebelumnya adalah makhluk yang kuat beribadah, selama 80.000 tahun ibadah, hanya karena satu hal saja, jatuhlah dari ketaatan menjadi kemurtadan.Yaitu karena IBLIS TIDAK MAU MENERIMA KEBENARAN.

Perintah Allah adalah kebenaran dan ditolaknya perintah Allah,

Berarti ditolaknya kebenaran.

Semoga menjadi manfaat bagi yang sudah menerima hidayah Allah, dan bagi diri saya sendiri.

August 01, 2009

Kapan aku bisa berhenti merokok

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus jannatun na'im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang
yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah...ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya,
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur ketika melayani parasuami
yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur
ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau
di halte bus, kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab or ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya, putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya maulana.
Laa tasyrabud dukhaan, yaa maulana.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfah malii'atun bi mukayyafil hawwa'
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya maulana.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok
kata para pakar.
Patutnya rokok diapakan
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi
belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas
hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar
perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil
yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.

Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan
ada yang mulai terbatuk-batuk.

Jauh sebelum tulisan ini ada,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada
tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk
dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri aku kekuatan tuk mengusir berhala-berhala ini dari kehidupanku
amien...

Menjelang subuh, Kamis 31 July 2009