Translate

August 23, 2008

Sambut Ramadhan Nan Suci

Dimalam yang sepi ku menyendiri…
Dalam kesendirian kemerenung diri
Luka hati yang teriris pedih..
Disaat ku mengenang jati diri

Lidahku yang kecil terkatup pilu…
Tatkala kuingat dosa beribu
Dapatkah ku menghapusnya dgn bulan suciMu…
Untuk melangkah lebih maju.

Kutanya hatiku…
Prahara hati yang menggelora.
Karma alunan kasih yang membara….
Membuat jiwa terbelenggu dan lupa.
Ku terbangun dari kekhilafanku yang parah.

Tuhanku…
Dengan merendahkan diri yang hina ini.
Kutanya hatiku dalam prasasti nan jauh…
Hanya ampunanMU yang kuharap.
Jauhkan daku dari segala angkara murkaMu
Berkah RamadhanMu yang kudamba..

August 20, 2008

Buah Kemerdekaan & Seupil Negeri Biadab

Hari ini 63 tahun lalu..
Bung Karno melafal sebuah manifesto di secarik kertas ukuran tak lebih setengah kwarto.
Maka luar biasa jadinya.
Merdekalah kita.
Pekiknya tak henti terngiang sampai detik ketika jari saya beradu huruf terakhir keyboard ini.

Dan..
hari ini setelah 63 tahun itu..
Saya sempatkan diri membaca berita.
Ada sementara orang yang sepertinya lebih layak membunuh waktu dengan berasyik-masyuk merawat partai barunya tuk pemilu mendatang,
merehabilitasi gerakan kiri yang seolah-olah terdzalimi.

Ada juga yang masih disibukkan mereka-reka kepahlawanan Tan Malaka.
Setelah sebelumnya sebagian orang membuang umur menyoal lagu tiga stanza.
Reparasi sejarah, katanya.

Padahal nun jauh di seberang sana
Sejarah buram tertoreh lebih kasat mata,
menggelitik syaraf nurani bagi siapapun yang masih peka.

Adegan bungee jumping yang hanya boleh ditonton pada layar tivi berlabel Dewasa, diperagakan dari lantai 17, durasi 30 menit.
Dia tertolong.
Terbata-bata dia bertutur kemudian dari bibir yang bengkak, ditingkah kerjap mata yang lebam.
Jujur sepertinya, walau sang majikan kukuh menampik tuduhan.

Parsiti, pahlawan yang belum merdeka itu bukan seorang diri yang berbuat demikian.
ada Ceriyati pendahulunya, dengan nasib serupa.

Wasit karate Indonesia Donald Pieter, ga luput dari kebinatangan mereka
Dan mungkin ada beratus -atau beribu- Parsiti, Ceriyati dan Donald kita yang lain, tak kalah nestapanya.

Seupil negeri biadab yang katanya serumpun kita itu,
membalas tuba setelah kita beri susu.
Sebagian dari susu gratis berupa Pulau Sipadan dan Ligitan.
Sepertinya itu tak cukup,
karena sewaktu-waktu mereka masih gemas
pada teritori negri maritim Indonesia
dan berbagai karya seni batik,
lagu rasa sayange dan keris melayu sumatera selatan.

Maka tak berlebihan jikalau Bung Karno pernah bertitah mengganyang malingsia sedemikian..

Maafkan,
saya tak maksud provokatif.
Anggap hanya emosi sesaat tapi proaktif.
Yang meledak di momen merdeka,
dan hal ini kebetulan saja.


Ah, ingin rasanya tanamkan benci pada semua tentang mereka dan negeri itu..
andai di sana tak ada anak gadis Anwar Ibrahim (saya sempat melihat di liputan6.com ketika sang ayah kena musibah ditahan kepolisian sana)

PPJNIA (Paguyuban Penunggu Janda Nurul Izzah Anwar)

August 11, 2008

Ketika Indonesia Terpuruk

Ketika Indonesia sedang terpuruk, hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (di Malaysia "Wanita Tak Senonoh"), angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap bangsa lain. Maka orang Ndeso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN.

Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Kebayang gak sih, ada daerah yang menganggarkan sepak bola 17 milyar sementara anggaran kesranya 5 milyar, wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli kulkas
- Orang bule mabuk karena kelebihan uang, orang indonesia mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Orang beli Gelar akademis di ruko-ruko dekan tanpa kuliah
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk tidur
- 63 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa memakai yg terbuka
Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

August 10, 2008

Indonesiaku Gagal


Mencet Toch sambil dengar Ebit G Ade nyanyi

Indonesiaku gagal, yap batalkan 17 agustus 1945, batalkan kemerdekaan. Buat apa kemerdekaan buat apa perjuangan para pahlawan kita jaman dulu, kalo negara jadinya seperti sekarang ini. Betapa hancurnya bangsa ini, jujur aja hanya sedikit yang bisa dibanggakan dari Indonesia. Ucapan kebanggaan yang seringkali kita keluarkan dari mulut kita, itu hanyalah sebuah retorika kosong yang bertujuan untuk memberi motivasi tapi juga membodohi kita dan menghambat kita untuk maju, dan itulah yang terus dikumandangkan oleh pemimpin bangsa ini sambil menutup mata atas penyiksaan TKW Indonesia di luar negri, pemukulan pelatih karate di malaysia, pembajakan aset budaya bangsa dll.

Hadapilah kenyataan yang pahit ini bahwa bangsa ini gagal dari kemerdekaan. Apakah kemerdekaan adalah sebuah pesta perkimpoian yg menghabiskan banyak dana tanpa melihat adanya tangisan korban lumpur lapindo. Upacara dan acara 17 agustus yang tiap kali kita lakukan dan kita gembar gemborkan itu sama sekali sesuatu yang salah, karena seringkali acara kemerdekaan selalu diadakan dengan lomba2 dan pembagian hadiah dan acara2 meriah lainnya seperti pemasangan umbul2 dan gapura dan bendera merah putih tapi faktanya adalah ada ribuan orang yang tidak punya pekerjaan, ada ribuan korban lumpur lapindo yang sampe saat ini nasibnya sangat menyedihkan.

Mungkin saya terlalu ekstrim dalam hal ini tapi inilah fakta yang ada. Mungkin ini adalah sudut yang berbeda dari kebanyakan orang. Pada 17 agustus yang akan datang, yang seharusnya kita lakukan adalah MENANGIS! menangis buat anak2 kita yang sekolah reok, nangis buat anak2 muda indonesia yang katanya penerus bangsa tapi terikat dengan obat2an, nangis buat anak bayi yang tidak bisa ditebus orang tuanya dari rumah sakit karena kekurangan biaya, nangis buat sarjana S1 yang menjadi tukang ojek karena kurangnya lapangan pekerjaan.

Indonesia
Maafkan aku tak bisa menolongmu
Karena engkau terlalu kuat bagiku
Dan aku terlalu lemah bagimu

Jujur saya meneteskan air mata waktu nulis ini karena saya harus menuangkan apa yang selama ini pun berusaha saya tutupi bahwa bangsa saya adalah bangsa yang gagal tetapi harus tetap saya terima karena bagaimanapun indonesia adalah tanah air saya, kamu dan mereka. I really love this nation, thats why i should take this all fuck of this nation condition...menggunakan tulisan sebagai senjata.