Translate

July 19, 2009

Ada Apa Denganmu Pak Presiden??

Aku tahu, jika kau murka yang amat sangat Tuan Presiden. Peledakan bom di Jumat pagi itu memang tak ketulungan biadabnya. Ia bukan saja menyebabkan sembilan orang pegat nyawanya dan puluhan lainnya terluka karenanya, tetapi juga membuat negeri ini menjadi tempat yang berbahaya bagi warga sendiri dan tetamu yang hendak melancong.

Tapi soalnya adalah, kenapakah engkau murka sedemikian rupa, sehingga nyaris tanpa kendali.

Sungguh tuan, jika di sampingmu tak ada pendamping orang-orang berpangkat, jika di latarmu tak ada gambaran istana, dan di hadapanmu tak ada podium, aku tak mengira yang sedang berpidato itu adalah seorang presiden, jabatan paling tinggi dan mulia di negeri ini.

Di awal bicara, kau sudah benar… berduka untuk para korban dan mengutuk pemboman itu. Tapi di tengah-tengah wicaramu, mendadak kau bagai banteng terluka, sehingga terkesan meninggalkan nalar sebagai seorang presiden yang bijak bestari.

Kau seruduk saingan-saingan politikmu dengan syak wasangka yang menurutmu kau dapatkan dari para petugas intelijen. Mulai dari ancaman pembunuhan terhadapmu, penjegalan saat pelantikan presiden di bulan Oktober nanti, hingga pendudukan KPU.

Sungguh, aku jatuh iba padamu. Kenapakah mendadak justru kau yang patut dikasihani, dan bukan para korban dan rakyat Indonesia yang ketiban sial gara-gara ulah para durjana penebar bom itu. Lebih-lebih, ketika tersiar kabar, dari modusnya dan bukti2 awal, yang patut diduga melakukan pemboman adalah jamaah islamiah.

Tuan, jika benar foto-foto dan video yang kau gelar di hadapan wartawan engkau dapatkan dari intelijen, kenapakah tak serta merta engkau tangkap?

Jika benar engkau mendapat ancaman-ancaman, kenapa juga tidak engkau tanyai satu persatu mereka yang engkau dakwa itu, layaknya seorang gentleman?

Ah Tuan, aku benar-benar bingung atas semua ini. Karenanya, maaf, jika kuberanikan diri untuk bertanya kepadamu, “Ada Apa Denganmu Pak Presiden??”

No comments: