Translate

July 30, 2009

SBY Marah dan JK Dicuekin?

Sebelum pilpres 8 Juli 2009 berlangsung SBY mengatakan bahwa dia dan JK siap bersaing secara kesatria dan sementara itu pemerintahan di bawah SBY dan JK akan tetap dijalankankan dengan sebaik-baiknya sampai akhir masa pemerintahan tsb pada bulan Oktober 2009.

Seperti kita ketahui bersama bahwa sejak awal jalannya pemerintahan SBY-JK pada tahun 2004, ada kesan kalau hubungan antara Presiden dan wakil presiden tsb tidak terlalu harmonis. Ada kesan keduanya seperti bus kota yang saling mendahului dan saat itu juga muncul istilah kalau pemerintahan SBY-JK ini bagaikan matahari kembdanr.

Namun demikian sebagian besar rakyat Indonesia tentu mengakui kalau pemerintahan SBY-JK ini dapat dikatakan cukup sukses, sehingga banyak kalangan yang menyayangkan kenapa pasangan presiden dan wakil presiden ini harus berpisah bahkan bersaing pada pilpres 2009.

Terlepas dari itu semua, ucapan SBY yang diiyakan oleh JK bahwa mereka akan bersaing secara kesatria di pilpres 2009 dan tetap bertekad untuk sama-sama menjalankan pemerintahan sampai bulan Oktober 2009 dengan sebaik-baiknya tentu sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu seluruh masyarakat.

BAGAIMANA HUBUNGAN SBY-JK SAAT INI ?

Untuk menjalankan pemerintahan negara dengan sebaik-baiknya sudah tentu komunikasi di antara presiden dan wakil presiden harus harmonis. Keharmonisan hubungan antara presiden dan wakil presiden inilah yang harus ada lebih dulu untuk memungkinkan kerja sama yang sebaik-baiknya di antara keduanya.

Sekarang yang bisa menjadi pertanyaan penting bagi seluruh rakyat adalah, apakah hubungan SBY-JK tetap harmonis, meningkat, ataukah sebaliknya hubungan di antara keduanya semakin memburuk ? Sejauhmana rakyat bisa berharap pemerintahan SBY-JK ini bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya sampai bulan Oktober 2009 seperti yang telah dikatakan SBY?

Sebuah harian ibu kota menayangkan sebuah berita di mana di dalam setiap rapat kabinet akhir-akhir ini, JK tidak pernah diundang atau diikutsertakan. Seperti diberitakan pada hari Kamis, 30/7-2009 yang lalu, SBY mengadakan teleconference dengan para kepala daerah. Rapat tsb dihadiri oleh jajaran menteri, tapi JK tidak ikut karena tidak diundang.

Masih menurut kabar tsb, tidak diundangnya JK di dalam rapat bukan kali yang pertama. Sejak kalah pilpres, JK sering kali tidak diundang atau diikutsertakan dalam rapat kabinet. Selain itu dalam kunjungan kerja, usai pemilihan presiden, JK tidak didampingi perwakilan menteri. Pada hari Rabu, 29/7-2009, ketika JK mengadakan kunjungan kerja ke PLTU Indramayu, PLTU Labuan, Banten dan PLTU Suralaya, JK hanya didampingi para dirjen.

Syukurlah dalam hal ini JK tidak merasa gusar sedikitpun. Kepada wartawan yang mewawancarainya JK mengatakan bahwa dalam kabinet presidensil, SBY bebas untuk mengajak siapa saja menghadiri rapat kabinet. Dalam soal rapat di mana dia tidak diajak, JK hanya mengatakan: “Itu kan rapat terbatas, biasalah. Saya doakan agar negara ini baik-baik saja.”

BISAKAH UCAPAN SBY MENJADI KENYATAAN ?

Jika kita mengingat kembali ucapan SBY yang menyatakan bahwa dia dan JK akan menjalankan pemerintahan R.I. periode tahun 2004-2009 dengan sebaik-baiknya sampai akhir Oktober 2009, maka sudah tentu keharmonisan komunikasi di antara keduanya harus ada.

Masalahnya adalah jika di dalam setiap rapat kabinet menjelang akhir pemerintahan R.I. periode tahun 2004-2009 ini wakil presiden tidak diundang, hal ini sudah tentu akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sbb:

1.Apakah komunikasi antara SBY-JK saat ini semakin memburuk ?

2.Jika komunikasi dan kerja sama SBY-JK itu masih baik, mengapa JK tidak pernah diundang lagi dalam rapat kabinet ?

3.Apakah gugatan JK kepada MK terkait dengan kecurangan pilpres telah membuat SBY ngambek kepada JK dan membuatnya tidak mau mengundang JK dalam rapat kabinet ?

Pertanyaan terakhir yang paling penting adalah: “Bisakah rakyat berharap bahwa ucapan SBY untuk menjalankan pemerintahan ini bersama JK dengan sebaik-baiknya, benar-benar menjadi kenyataan sampai Oktober 2009 ?”

Terlepas dari terjawab atau tidaknya pertanyaan-pertanyaan tsb, mungkin yang terpenting bagi rakyat saat ini adalah berdoa seperti yang JK ucapkan: “Saya doakan agar negara ini baik-baik saja.” Mari kita tambahkan satu doa lagi yang jauh lebih penting: “Semoga pemimpin negara ini selalu mau memperbaiki dirinya.”

Salam dari: Abdi Dharma (Jakarta)

Tanggapan dari siapapun yang “berniat baik dan memiliki tata krama”, akan penulis terima dengan senang hati. Terima kasih.

(NB: Mohon kepada pengelola Kompasiana, agar postingan ini diterbitkan dengan jarak spasi seperti aslinya. Biarkan saja garis pembatasnya tetap ada, agar spasi tidak berubah menjadi terlalu rapat atau terlalu renggang. Terima kasih)

No comments: